Monday, April 21, 2014

Persamaan Differensial Biasa (PDB)

Definisi 

Persamaan Diferensial Biasa (PDB) adalah persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan fungsi satu peubah. Solusi dari PDB adalah fungsi tertentu yang memenuhi persamaan tersebut.
Berikut beberapa contoh PDB :





Dengan c adalah sembarang konstanta yang tidak diketahui. Sehingga solusi PDB di atas disebut juga solusi umum. Solusi khusus bisa diperoleh bila ada lagi sebuah persamaan yang merupakan syarat batasnya.
Secara umum, dapat ditulis:

sehingga diperoleh
 

           Walaupun ada banyak metode Untuk mencari solusi analitik dari persamaan Diferensial Biasa (PDB), tetapi pada umumnya terbatas pada PDB yang spesiļ¬k. Pada kenyataan-nya banyak PDB yang tidak dapat dicari solusi analitiknya tetapi solusi numeriknya dapat diperoleh. Walaupun solusi analitik dapat diperoleh tetapi rumit, biasanya lebih dipilih solusi numeriknya.

PDB dan PDS
Persamaan diferensial dapat dibedakan menjadi dua macam tergantung pada jumlah variabel bebas. Apabila persamaan tersebut mengandung hanya satu variabel bebas, persamaan disebut dengan persamaan diferensial parsial (PDP) atau biasa disebut PDS (persamaan differensial sebagian). Derajat (order) dari persamaan ditentukan oleh derajat tertinggi dari turunannya.
 Contoh PDB dan PDS
  • PDB berorder satu, karena turunan tertingginya adalah turunan pertama.
  • PDB berorder dua mengandung turunan kedua sebagai turunan tertingginya, seperti bentuk di bawah ini:

  • Contoh persamaan diferensial parsial dengan variabel bebas x dan t adalah:

  • Misalkan suatu persamaan diferensial biasa berorder satu, sebagai berikut:

                       
  •  Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah:
           
  • yang  memberikan  banyak  fungsi  untuk  berbagai  nilai  koefisien  C.  Gambar  8.1, menunjukkan  beberapa  kemungkinan  dari  penyelesaian  persamaan  (8.2),  yang  tergantung pada nilai C.
  • Untuk mendapatkan penyelesaian tunggal diperlukan informasi tambahan, misalnya nilai y(x) dan atau turunannya pada nilai x tertentu. Untuk persamaan order n biasanya diperlukan kondisi  untuk  mendapatkan  penyelesaian  tunggal  y(x)
  • Apabila  semua  n  kondisi diberikan  pada  nilai  x  yang  sama  (misalnya  x0),  maka  permasalahan  disebut  dengan problem nilai awal. Apabila dilibatkan lebih dari satu nilai x, permasalahan disebut dengan problem nilai batas. Misalnya persamaan (8.1), disertai kondisi awal yaitu x = 0, nilai y = 1 atau:

  • Substitusikan persamaan (8.3) ke dalam persamaan (8.2) memberikan:

                                                      

  • Dengan demikian penyelesaian tunggal yang memenuhi persamaan:

  •  Penyelesaian  persamaan  (8.1)  dan  persamaan  (8.3)  adalah  mencari  nilai  y  sebagai  fungsi dari  x.  Persamaan  diferensial  memberikan  kemiringan  kurva  pada  setiap  titik  sebagai fungsi x dan y. Hitungan dimulai dari nilai awal  yang diketahui, misalnya di titik (x0, y0).
  • Kemudian dihitung kemiringan kurve (garis singgung) di titik tersebut. Berdasar nilai y0 di titik  x0  dan  kemiringan  fungsi  di  titik-titik  tersebut  dapat  dihitung  nilai  y1  di  titik  x1  yang berjarak Ī”x dari x0. Selanjutnya titik (x1, y1) yang telah diperoleh tersebut digunakan untuk menghitung nilai y2 di titik x2 yang berjarak Ī”x dari x1
  • Prosedur hitungan tersebut diulangi lagi untuk mendapatkan nilai y selanjutnya, seperti pada Gambar 8.2.


Metode Euler
Metode Euler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling sederhana. Di banding dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling kurang teliti. Namun demikian metode ini perlu dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah pemahamannya sehingga memudahkan dalam mempelajari metode lain yang lebih teliti.
Metode Taylor
Metode Euler dapat diturunkan dari Deret Taylor: Metode ini pada dasarnya adalah merepresentasikan solusinya dengan beberapa suku deret Taylor. Misalkan solusi dari persamaan diferensial tersebut dapat ditulis dalam bentuk deret Taylor:

    
Bila hanya sampai suku dibawah ini pada Deret  Taylor, maka dinamakan metode Deret Taylor orde-n .
  • Metode Deret Taylor orde-1 disebut metode Euler. Untuk mencari solusi numerik dari PDB:

  •  sepanjang selang [a, b ], dua suku pertama pada deret Taylor yaitu:
  • Sehingga dapat ditulis

yang dapat digunakan mulai t = a sampai ke t = b dengan n -langkah yang panjang langkahnya h = (b − a) /n .

      Contoh: Tentukan x (2) dengan menggunakan Metode Euler (n = 4) untuk persamaan diferensial
                                
                                                                         bila diketahui syarat awal x (1) = − 4


Penyelesaian
Untuk memperoleh hampiran yang lebih akurat, dapat digunakan Metode Deret Taylor orde yang lebih tinggi. Perhatikan persamaan diferensial berikut ini:
Bila PD tersebut diturunkan beberapa kali terhadap t , diperoleh:
sehingga dapat diperoleh:

Selesaikan persamaan di bawah ini:




Dari x = 0 sampai x = 4 dengan panjang langkah Dx = 0,5 dan Ī”x = 0,25.

Contoh Metode Euler

A.    Penyelesaian:

Penyelesaian eksak dari persamaan diatas adalah: 












                                                                                                                                                 

Penyelesaian  numerik  dilakukan  secara  bertahap  pada  beberapa  titik  yang  berurutan. Dengan menggunakan persamaan (8.6), dihitung nilai yi + 1 yang berjarak Ī”sx = 0,5 dari titik awal yaitu x = 0. Untuk i = 0 maka persamaan (8.6), menjadi:
B.       Penyelesaian:

Dari kondisi awal, pada x = 0 nilai fungsi  y(0)= 1,  sehingga:

Kemiringan garis di titik (x0 ;  y0) adalah:
sehingga:
C.       Penyelesaian:
Nilai eksak pada titik x = 0,5 adalah:


Jadi kesalahan dengan metode Euler adalah:

2.5        RUNGE-KUTTA
Penggunaan metode Taylor memerlukan penurunan fungsi f (t, y ) secara analitik. Berikut akan diperkenalkan metode untuk menghasilkan y i dengan akurasi yang sama seperti metode Taylor tanpa melakukan penurunan terhadap fungsi f (t, y ). Metode yang paling sederhana adalah metod Runge Kutta orde 2 .
Runge Kutta Orde 2
Perhatikan deret Taylor untuk y (t + h ) sebagai berikut:
Bentuk y’(t ) dan y’’(t ) diubah menjadi bentuk f (t, y ) dan turunan - turunan parsialnya.
Perhatikan bahwa
Dengan menggunakan aturan rantai untuk fungsi dua peubah persamaan dan mensubsti-tusikan persamaan (9.1) ke bentuk berikut diperoleh

 
Sehingga deret Taylor untuk y (t + h ) dapat diubah menjadi sebagai berikut
Perhatikan metode Runge - Kutta orde 2 yang menggunakan kombinasi linear 2 fungsi untuk menyatakan y (t + h ) :
Dengan

Kita perlu mencari nilai - nilai A, B , P , Q sehingga persamaan (9.2) akurat. Ekspansi Taylor untuk fungsi dua peubah f 1 sebagai berikut.
Substitusikan persamaan ini ke persamaan (9.2) diperoleh persamaan untuk y (t + h )


 
sehingga diperoleh persamaan - persamaan berikut

 
Solusi yang sesuai dengan keadaan ini adalah
 
Secara umum, metode Runge - Kutta orde 2 adalah sebagai berikut

 
dengan

Runge Kutta Orde 4
Dengan cara yang sama, diperoleh metode Runge-Kutta orde 4 sebagai berikut

dengan

 Contoh:
            Diketahui PDB
                        dy/dx = x + y    ; y(0) = 1
            hitung y(0.10) dengan metode Heun (h = 0.02)
            penyelesaian:
            dietahui:
                        f(x,y) = x + y
                        a = x0 = 0
                        b = 0.10
                        h = 0.02
            maka   n = (0.10 - 0)/0.02 = 5 (jumlah langkah)
            langkah-langjah:
                        x1 = 0,02  y(0)1 = y + hf(x0, y0)
                                                 = 1 + 0.02(0+1)
                                                 = 1.0200
                                    Y(1)1 = y+ (h/2)[f(x0,y0)+f(x1,y(0)1)]
                                             = 1 + (0.02/2)(0+1+0.02+1.0200)
                                             = 1.0204
                        X2 = 0.04 y(0)2 = y+ hf(x1, y1)
                                                = 1.0204 + 0.02(0.02 + 1.0204)
                                                = 1.0412
                                          Y(1)2           = y1 + (h/2)[f(x1, y1) + f(x2, y(0)2)]
                                                = 1.0204 + (0.02/2)[0.02 + 1.0204 + 0.04 + 1.0412]
                                                =1.0416
                                    …                   
                        X= 0.10 y(0)5          = y4 + hf(x4, y4)
                                          Y(0)5           = y+ (h/2)[f(x4, y4) + f(x5,y(0)5)]
                                                = 1.1104
                        Jadi, y(0.10)  1.1104

Program dengan Menggunakan SCILAB



OUTPUT





TUGAS REKAYASA KOMPUTASIONAL
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
NAMA KELOMPOK :
1. DESI SPECTRYANI (51411884)
2. GALUH SEKAR AMBAR SARI (50408955)
3. MUMHANA ARTANTI (55411034)
KELAS : 3IA24
DOSEN : ARY BIMA KURNIAWAN, ST., MT.

 sumber : http://bima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.14

3 comments:

  1. gmn ya caranya aku bisa mempelajari sendiri biar tidak pusing heheheee

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. ini di pointernya apaan lagi ganggu banget

    ReplyDelete